kasus berawal dari rasa cemburu saya (mengadopsi istilah rekan kerja saya) terhadap rekan kerja saya yang laen. Melalui pemahaman rekan kerja saya tersebut, saya dipastikan mengalami kesalahan time management terhadap kerja saya. ketika saya merasa tidak suka dengan perilaku rekan kerja saya yang laen tersebut, yang bisa keluar kantor dengan lebih leluasa. sedangkan saya tidak bisa seperti rekan kerja saya yang laen tersebut, rekan saya beranggapan bahwa hal-hal tersebut bisa dilakukan oleh siapa saja asal telah melaksanakan pengaturan waktu sebaik mungkin terhadap kegiatan kerjanya. saya menerima analisa tersebut. sehingga sekarang, saya tidak mau ambil pusing ketika rekan kerja saya yang laen tersebut tetap melakukan aktifitasnya untuk tetap keluar kantor seenaknya, misalnya pulang lebih cepat dari ketentuan kantor. saya menyadari sepenuhnya bahwa rekan kerja saya yang laen itu telah melaksanakan kegiatan kerjanya dengan penuh tanggung jawab dan berdedikasi penuh pada tugasnya. saya tahu bahwa rekan kerja saya yang laen tersebut lebih baik dalam mengatur waktu kerja nya.
karena tanpa komplain dari atasannya, rekan kerja saya yang laen tersebut dianggap bisa melakukan tugasnya dengan baik sehingga waktu luangnya masih bisa dimanfaatkan untuk pulang lebih awal atau keluar kantor. hal yang penting, artinya saya tidak perlu iri padanya. boros energi gitu loh
tapi alangkah payahnya ketika dalam forum rapat mingguan di kantor saya, rekan kerja saya yang laen tersebut mengeluhkan tentang radio komunikasi yang memang berdekatan dengan ruangannya, dimana hanya dia yang mau menjadi operator radio komunikasi tersebut. rekan kerja saya yang laen tersebut mengatakan bahwa kenapa hanya dia saja yang mau menjadi operator radio komunikasi sedangkan yang lain nya tidak. dan apakah hal tersebut menjadi tugas nya. halah, jika rekan kerja saya yang laen tersebut telah mengatur waktu kerja dengan baik tentunya tidak akan keberatan menambah tugasnya menjadi operator radio komunikasi. apalah repotnya menambah satu tugas nya lagi dengan asumsi bahwa waktu luangnya cukup banyak. tidak perlu mengeluh, sob.
saya pikir, ketika rekan kerja saya yang laen itu paham bahwa tugas seperti maintenance kantor sudah benar-benar dilaksanakan dengan baik oleh pihak yang berwenang tentunya tidak akan terjadi lagi penambahan tugas bagi orang-orang yang tidak berkepentingan. anggap saja, rekan-rekan yang bersangkutan masih butuh bantuan dari kita sebelum mereka menyadari ketidakprofesionalannya. sehingga mereka berusaha lebih baik lagi dalam menjalani tugas sesuai dengan fungsinya. bahkan termasuk saya, yang selalu mengomel2 hanya karena saya selalu kehabisan film mesin fax. sama kasusnya setiap kali mau mengeprint, tinta selalu habis. hanya dengan kebesaran hati dan rasa kecintaan pada kemanusiaan saja serta sikap toleransi memang menjadi sarana yang paling ampuh untuk menunjukkan bahwa kita merupakan orang-orang yang punya hati nurani yang baik.
bercermin dari kasus tersebut, banyak hal yang bisa direnungkan. saya lebih berharap semoga saya juga menjadi lebih cermat dalam mengatur waktu saya sehingga saya tidak perlu lagi menjadi pencemburu pada waktu luang orang laen. tentu saja, yang paling penting, saya harus berhati-hati lagi dalam bersikap dengan rekan-rekan kerja saya, agar saya tidak menyakiti ataupun merasa sakit hati dengan kesalahan yang seharusnya bisa dihindari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar