Rabu, 26 Mei 2010

Greengrocer

Lokasi kost saya berada di lingkungan kompleks sebuah perumahan. Dimana dalam keseharian, selalu berjumpa dengan ibu-ibu kompleks dan para assistennya. Kebetulan, di depan kost yang saya tinggali ini, menjadi posko tukang sayur untuk berjualan. Sehingga setiap pagi, ketika berangkat ke kantor, selalu menyapa dan bercengkerama dengan hiruk-pikuk ibu-ibu dan para assistennya. Cukup seru.
Dari kost menuju kantor, saya melewati beberapa orang tukang sayur. ada sekitar 3 orang tukang sayur yang saya lewati ketika menuju kantor. Tukang sayur pertama, memang mangkal di depan kost. Menggunakan lapak sistem knock-down alias, cuma berjualan ketika pagi hari, dan menjelang siang, tutup. tukang sayur kedua, membawa gerobak, sehingga bisa keliling dan mangkal ditempat tertentu. tukang sayur yang ketiga, berada di dekat jalan raya. Menempel pada emperan toko dengan sistem knock down juga. Cuma untuk kasus tukang sayur yang ketiga ini, saya merasa agak unik. Bukan secara personalnya, melainkan tentang gaya nya dalam mengelola management waktunya.
Setiap saya berjalan melewati dagangannya, berkisar antara pukul 7.30-7.55, ketika saya melewatinya lebih dari jam tersebut, dipastikan tukang sayur ini sudah menutup lapaknya dan beralih di tempat lain. Dan dipastikan pula, saya akan telat datang ke kantor.. hi..hi..
Saya berpikir, betapa sangat hebat si penjual sayur tersebut. Dia mampu melakukan disiplin tersebut dengan kontinue. Hal itu menunjukkan betapa dia sangat serius dengan kehidupannya. Padahal jam kerja dia bisa menjadi sangat fleksibel sekali.
Sedangkan saya, ditengah jam kerja yang sudah ditentukan, tercantum dalam peraturan yang setiap hari bisa saya baca di bagian alat presensi, dan itu pun tetap membuat saya sering telat masuk kantor...hi..hi.. betapa memalukan sekali tabiat saya ini. integritas yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. bahkan hanya untuk tepat waktu masuk kantor. berpikir untuk mengimajinasi indahnya disiplin, kadang masih susah untuk menjalankannya. bagun pagi saja, masih sering telat. gimana mau berdisiplin hal yang laen. hal yang paling parah yang pernah saya lakukan, adalah tindakan indisipliner pada budget saya. benar-benar mengacaukan rencana hidup. padahal emang perilakunya udah minus duluan. sial..
cukup menohok juga, ketika saya melewati tukang sayur dan tidak menemukannya di lapak nya. karena begitu menyedihkannya hidup saya, tidak bisa berdisiplin dengan baik. beberapa kali saya bisa mendahului nya berkemas, karena ketika saya lewat, dia masih sibuk melayani beberapa pembeli. saya bisa tersenyum sendiri sambil jalan saat itu. hi..hi..
kebiasaan baik bila dilakukan secara terus-menerus akan lebih bermanfaat. semoga saja, saya bisa lebih berdisiplin lagi.