Selasa, 31 Maret 2009

Renegade



Sepertinya sindrom ini yang dialami beberapa teman wanita yang saya kenal belakangan ini. Sindrom takut dan malas untuk menikah. kasus yang sama tentang bayangan perkawinan. Lingkungan yang benar-benar membuat kita terpaku pada suatu kondisi yang aneh, klo menurut saya lho. tapi banyak juga lho yang menanyakan saya tentang hal itu. disuatu tempat misalnya, saya bakal dianggap perawan tua. tapi sudahlah, jika memang jiwa belum mampu untuk membagi diri dengan orang lain. lebih baik dipikir secara benar untuk menikah. ketika saya bekerja, sikap totalitas yang ditunjukan emang membuat saya benar-benar terfokus pada pekerjaan. Walo dengan kompensasi yang terbatas, tapi saya tetap berusaha melakukan hal yang terbaik. kondisi yang seperti membuat saya sulit untuk menemukan waktu luang secara benar untuk bergaul. wilayah gaul hanya sebatas pada dunia maya. Melupakan sejenak hal-hal yang menyesakan hati. tapi kadang kala, benar-benar menghibur. pokoknya indah lah. kesepian, hampa, perasaan kosong, memang sering kali mendera. bahkan sering kali membuat saya menangis dengan ketidakjelasan hal-hal tersebut. tapi tentunya saya berusaha membuat semuanya biasa-biasa saja. kadang saya merasa rapuh dengan kerentanan pada dinginnya sebuah hati. setidaknya itulah yang saya rasakan. untungnya saya hidup di lingkungan yang tidak sering menanyakan hal-hal seperti itu. dimana-mana, kasus yang muncul adalah ketika pihak perempuan menuntut pria untuk menikahi. sedangkan saya, berulang kali diajak, tetep saja saya merasa belum siap membagi kehidupan dan menyerahkan kebebasan pada orang lain. padahal cermin indah pernikahan ada di sekeliling saya.. saya berasal dari keluarga yang bahagia, perkawinan kakak perempuan saya juga bahagia, tidak pernah memberikan trauma buruk pada hidup saya.

entahlah, yang tidak saya mengerti, hidup di kota kecil membuat saya lebih cuek untuk melihat kondisi saya yang mungkin terliat menyedihkan.. tapi kadang, saya merasa baik-baik saja. jauh dari orang tua, lebih senang berpetualang melihat hal yang indah..pulang ke rumah bapak ibu hanya pas lebaram.. bisa menghindar dari pertanyaan, kenapa saya juga belum menikah.. hi..hi.. tanyakan saja pada rumput yang bergoyang

*picture courtesy by keluarga idaman.blogspot.com

Jumat, 27 Maret 2009

the beach







Saya sangat menyukai pantai, terutama pantai yang indah. mungkin karena waktu kecil emang jarang banget tamasya ke pantai.. maka ketika sekarang dekat dengan pantai, maka yaa beginilah.. pantaiholik..halah.. pokoknya dimana ada pantai, maka saya akan berlama-lama memandangnya.. termasuk pantai diatas.. klo d facebook, teman-teman saya pada pamer gambar perjalanan keluar negeri, maka saya akan memposting gambar yang ada didalam negeri.. hi..hi.. karena banyak tempat yang indah yang masih banyak belum dikunjungi.. suer, semuanya indah.. pantai yang benar-benar masih alami... sungguh.. selama perjalanan saya ke daerah tersebut, potensi wisata belum diketahui oleh orang-orang yang jarang mengakses berita wisata. kan selama ini yang banyak orang yang hanya tau tentang Bali, Yogya, Lombok, Bunaken dll. banyak tempat indah laennya lho.. sepanjang indonesia masih berupa negara kepulauan dan mungkin ada perbaikan sarana pendukung... obyek wisata pantai, merupakan hal yang paling punya daya jual yang tinggi..

* sunset at Sentani Jayapura, courtesy by Yadil A Beddu
* sunset at Bian Merauke, courtesy by Ifah_diana@yahoo.com
* picture Pantai Luwuk Sulawesi, courtesy by Syueb Abuhanifah

Senin, 23 Maret 2009

Ilmu adalah

Banyak alasan yang membuat orang melanjutkan kuliah ke tingkat yang lebih tinggi. misalnya dari S1 ke S2 dan seterusnya. hal-hal umum, misalnya belum kebagian kerja, tuntutan profesi, gengsi dan sebagainya. hal yang selama ini saya tahu, adalah bahan kajian yang diminati merupakan kualifikasi yang benar-benar dibutuhkan untuk menunjang suatu disiplin ilmu. misalnya seperti dosen saya yang mengambil jurusan Sosiologi maka kuliah yang diambil sosiologi juga. mereka dengan sungguh-sungguh belajar untuk mempelajari bidang keilmuannya. berkutat dengan buku, bahan ajar dan observasi yang berkaitan dengan studi. saya salut jika mereka benar-benar mendalami hal yang dulu tidak sepenuhnya mengerti, akhirnya setelah selesai kuliah, banyak ilmu yang disampaikan pada anak didiknya. Pilihan perguruan yang dimasuki juga merupakan perguruan yang bereputasi seperti UI, UGM, atau perguruan tinggi di Luarnegeri. Prancis, Inggris, Aussie, Amerika dan sebangsanya. Sungguh merupakan kerja keras yang membuat indah sebuah ilmu pengetahuan. Namun, kasus yang terjadi sekarang adalah ketika seorang mahasiswa S2 yang benar-benar tidak menghayati perannya sebagai mahasiswa. sangat menyedihkan ketika mahasiswa ini tidak menikmati begadang dalam mencari ide untuk menentukan judul bahasan membuat Paper. kebingungan mencari kata dalam kamus saat mendapat tugas menerjemahkan literatur bahasa inggris. sibuk mencari kata-kata yang pas untuk menghubungkan kalimat agar bisa tampak relevan, dan masih banyak hal indah lainnya. kadang hal-hal itulah yang membuat perbedaan ketika mereka yang mengerjakan tugas dan yang tidak mengerjakan tugas adalah kondisi kejiwaan yang tidak pernah akan dirasakan oleh seseorang yang belum pernah bertanggungjawab dengan ilmu pengetahuan. tidak pernah merasakan manfaat dari pengetahuan. sungguh ironis. jika saja banyak orang yang paham dengan kenikmatan pengetahuan. maka tentunya tidak akan ada kasus gelar palsu ato ijazah palsu.