Selasa, 13 Maret 2012

Road Trippin' version 1

Ketika semuanya di jalankan dengan segenap hati, rasanya memang menyenangkan. Memaknai perjalanan cuti kemarin bersama dengan suami. Laksana honeymoon. Bukan second honeymoon seperti yang orang katakan. This is my first honeymoon trip, our first journey. Dan rasanya menyenangkan. Berbagai rintangan dan kendala, dimaknai dengan penuh syukur bahwa ada makna yang dibalik hal yang menyebalkan tersebut. Cerita yang tidak akan berakhir di kota kelahiranku. Membuatku selalu rindu pulang. Kehangatan ceria keluarga yang selama setahun hanya bisa aku dengar melalui telephon, email dan gambar saja. Sekarang dapat membuktikan bahwa selalu ada makna yang tersembunyi. Mendewasakan setiap waktu yang berlalu. Menempa jiwa untuk semakin tangguh pada tantangan. Entahlah, sepertinya kata-kata tidak akan sanggup untuk menunjukkan setiap gerak. Raut wajah yang semakin menua, membuatku semakin berpikir ulang untuk melewatkan hidup tanpa orang-orang terkasih. Suami sebagai partner yang menambakan buah hati, tampaknya semakin membuatku yakin, bahwa mempersiapkan diri menjadi ibu sepertinya akan menjadi resolusi tahun baru ini. Dan rasanya memang menyenangkan. Memaksimalkan kemampuan untuk selalu bisa melayani. Menepiskan semua ego yang selama ini membuatku tidak berarah. Beberapa waktu lalu, teman akrab yang setahun juga menempuh biduk cinta telah dikaruniai putera. Sepertinya aku iri. Namun pada dasarnya, Tuhan selalu tepat dalam member hadiah. Yang jelas, mereka telah siap. Jadi wajar jika titipan itu telah didahulukan pada mereka. Dan Tuhan memberiku kesempatan lagi untuk selalu berpikir, kemana arah perahu ini akan berjalan. Mungkin pada saat sekarang, mengumpulkan sebanyak mungkin hal-hal baik untuk persiapan kelak. Kesempatan bagiku untuk melatih segalanya. Membagi waktu, disiplin tinggi, cerdas dan meneladani sikap-sikap yang baik. Seperti mendapat suntikan gairah baru. Waktu luang yang bisa meningkatkan kualitas hidup. Menyenangkan bisa membaca serius kembali. Mempelajari cara menulis lebih detail lagi. Kembali bersiap untuk menghadapi dunia. Menyenangkan sekali. Berjanji untuk selalu disiplin. Simple namun butuh perjuangan yang luar biasa. Saya rasa, saya mampu menjalaninya. Keep Moving on..

Mommy’s Talks

Saat ini, saya tinggal di sebuah komplek rumah sewa. Terdiri dari 6 rumah petak yang kecil dengan 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, dapur yang seadanya dan 1 kamar mandi yg super imut. Karena saya masih tinggal berdua dengan suami, maka saya memutuskan untuk menunda mencari rumah lagi yang lebih luas dibanding tempat tinggal sekarang. Ibu kost dan tetangga yang menyenangkan, membuat saya betah untuk tinggal di kompleks ini. Ibu kost cukup dituakan di daerah tempat saya tinggal ini, sehingga tidak jarang rumahnya menjadi tempat berkumpul orang-orang. Sekalipun itu hanya silahturahmi ataupun benar-benar ada keperluan. Ibu kost berprofesi sebagai pedagang dan petani sayur. Selain itu, kadang juga membuat industri tape dan kerupuk. Sibuk benar tampaknya ibu kost saya ini. Terbiasa bekerja keras, kadang membuat saya malu, apabila saya terliat hanya menganggur. Kebiasaan di tempat saya tinggal, semua istri bekerja, walaupun hanya menjual krupuk. Cukup mengagumkan kinerja pada wanita perkasa ini. Walaupun tampilannya sederhana, namun passive income yang ibu kost miliki, mengalahkan orang yang bekerja di kantoran. Kadang penghasilan mungkin tidak sebanding dengan kerja keras yang dilakukan, namun cukup mampu membuat para wanita ini mempunyai gengsi lebih dibanding laki-laki. Aktifitas yang sehari-hari dijalankan, mungkin terasa melelahkan. Kadang ketika saya membayar uang kost, saya selalu pulang membawa satu plastic besar krupuk dan tape. Menyenangkan memang. Grattiiss..hehehe.. Tapi maksutny bukan itu.. Ketika ada acara kluarga, saya biasa dipanggil untuk turut membantu, walaupun hanya melipat tissue makan ataupun menemani ngobrol para tetangga. Berasa di Jawa saja. Kadang ibu kost juga bertanya, apakah saya memasak atau tidak. Kadang bumbu dapur pun saya sering diberi olehnya. Padahal kegiatan saya memasak itu adalah suatu hal yang bisa dihitung dengan jari. Karena saya pun bekerja juga sehingga waktu saya lebih banyak di luar rumah. Apalagi, saya sekarang mengambil pekerjaan tambahan, sehingga mungkin benar-benar jarang sekali saya bisa meluangkan waktu untuk memasak. Begitulah, wacana ibu kost inilah, yang sering membuat saya salut tentang pentingnya wanita tetap berpenghasilan, sekalipun tidak banyak, jika rutin dan diiringi sifat disiplin, tentunya akan membuat para wanita mempunyai keberdayaan secara ekonomi dan sosial. Sangat berbeda sekali ketika saya membeli sebuah barang dengan hasil jerih payah sendiri dan dibelikan suami. Terasa ada kebanggaan sendiri untuk menggunakan barang tersebut. Apalagi, dengan sifat saya yang egois, tentunya akan membuat saya tampak sedikit mempunyai kekuasaan. Saya tetap menghormati suami dengan berusaha mengurus semua kebutuhannya. Namun tetap saja, akan menjadi hal yang sangat menyenangkan bila dengan penghasilan sendiri, bisa mengubah pandangan dunia, bahwa wanita mampu berkekuatan dengan segala sumber daya yang dimiliki.

Senin, 05 Maret 2012

Value of Time

Ketika dulu mungkin yang namanya semua waktu memang hanya untuk mengurus diri sendiri. Beranjak mempunyai pacar, mungkin agak sedikit terbagi dengan sang kekasih. Makin tersita lagi dengan adanya suami atau istri. Saat saya mengalaminya sekarang, menikah memang membutuhkan ekstra kesabaran yang luar biasa dari masing-masing individu. Seperti saya dan suami yang masih belum dalam proses mempunyai anak. Mungkin masih bisa membagi waktu sedikit lebih banyak, dibanding kelak ketika sudah ada anak. Tidak bisa saya bayangkan. Hal yang bisa saya lakukan sekarang yaitu, sedapat mungkin bisa menggunakan waktu untuk diri sendiri ketika suami saya sedang melakukan kegiatannya, entah itu kerja atau melakukan hobinya. Betapa saya mensyukuri bahwa saya masih bisa menulis ketika suami sedang nonton bola. Cukup menyenangkan sekali mempunyai me time. Sehingga saya dan suami masih bisa mempunyai kehidupan pribadi, walaupun kita telah menikah. Karena kadang bila pasangan telah menikah, mungkin banyak hal yang harus dilakukan istri untuk melayani suami. Please, sometimes we need a break. Not much.. just a little while. But this quality is more important to improve our knowledge. Pada dasarnya suami saya cukup mengerti dengan kesibukan saya. Karena saya mempunyai dua pekerjaan sekarang ini, maka tentunya, waktunya bersama saya, makin terkurangi pula. Namun, tentunya dengan akhir pekan, kita bisa melakukan kegiatan bersama sekalipun itu hanya memasak yang penuh dengan keributan ataupun mencuci pakaian. Cukup dapat membuktikan bahwa kita masih mempunyai komunikasi yang baik sekalipun, obrolan absurd kadang malah menjadi lelucon yang sering membuat saya tertawa. Kebetulan suami saya mempunyai sense of humor yang menurut saya pas dengan selera humor saya aneh. Sifat usilnya yang kadang membuat saya jengkel, menjadi senjata ampuh untuk membuat saya tertawa juga. Bahkan ketika mencuci pakaian pun, saya masih bisa menulis blog ini. Cukup multitasking juga ya. Atau memang terlalu hiperaktif? hehehe..