Selasa, 13 Maret 2012

Mommy’s Talks

Saat ini, saya tinggal di sebuah komplek rumah sewa. Terdiri dari 6 rumah petak yang kecil dengan 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, dapur yang seadanya dan 1 kamar mandi yg super imut. Karena saya masih tinggal berdua dengan suami, maka saya memutuskan untuk menunda mencari rumah lagi yang lebih luas dibanding tempat tinggal sekarang. Ibu kost dan tetangga yang menyenangkan, membuat saya betah untuk tinggal di kompleks ini. Ibu kost cukup dituakan di daerah tempat saya tinggal ini, sehingga tidak jarang rumahnya menjadi tempat berkumpul orang-orang. Sekalipun itu hanya silahturahmi ataupun benar-benar ada keperluan. Ibu kost berprofesi sebagai pedagang dan petani sayur. Selain itu, kadang juga membuat industri tape dan kerupuk. Sibuk benar tampaknya ibu kost saya ini. Terbiasa bekerja keras, kadang membuat saya malu, apabila saya terliat hanya menganggur. Kebiasaan di tempat saya tinggal, semua istri bekerja, walaupun hanya menjual krupuk. Cukup mengagumkan kinerja pada wanita perkasa ini. Walaupun tampilannya sederhana, namun passive income yang ibu kost miliki, mengalahkan orang yang bekerja di kantoran. Kadang penghasilan mungkin tidak sebanding dengan kerja keras yang dilakukan, namun cukup mampu membuat para wanita ini mempunyai gengsi lebih dibanding laki-laki. Aktifitas yang sehari-hari dijalankan, mungkin terasa melelahkan. Kadang ketika saya membayar uang kost, saya selalu pulang membawa satu plastic besar krupuk dan tape. Menyenangkan memang. Grattiiss..hehehe.. Tapi maksutny bukan itu.. Ketika ada acara kluarga, saya biasa dipanggil untuk turut membantu, walaupun hanya melipat tissue makan ataupun menemani ngobrol para tetangga. Berasa di Jawa saja. Kadang ibu kost juga bertanya, apakah saya memasak atau tidak. Kadang bumbu dapur pun saya sering diberi olehnya. Padahal kegiatan saya memasak itu adalah suatu hal yang bisa dihitung dengan jari. Karena saya pun bekerja juga sehingga waktu saya lebih banyak di luar rumah. Apalagi, saya sekarang mengambil pekerjaan tambahan, sehingga mungkin benar-benar jarang sekali saya bisa meluangkan waktu untuk memasak. Begitulah, wacana ibu kost inilah, yang sering membuat saya salut tentang pentingnya wanita tetap berpenghasilan, sekalipun tidak banyak, jika rutin dan diiringi sifat disiplin, tentunya akan membuat para wanita mempunyai keberdayaan secara ekonomi dan sosial. Sangat berbeda sekali ketika saya membeli sebuah barang dengan hasil jerih payah sendiri dan dibelikan suami. Terasa ada kebanggaan sendiri untuk menggunakan barang tersebut. Apalagi, dengan sifat saya yang egois, tentunya akan membuat saya tampak sedikit mempunyai kekuasaan. Saya tetap menghormati suami dengan berusaha mengurus semua kebutuhannya. Namun tetap saja, akan menjadi hal yang sangat menyenangkan bila dengan penghasilan sendiri, bisa mengubah pandangan dunia, bahwa wanita mampu berkekuatan dengan segala sumber daya yang dimiliki.

Tidak ada komentar: