Senin, 22 Maret 2010

the end of childhood age

rasa dewasa yang semakin harus ditanamkan pada konsep diri, menjadi masa trasisi yang pada sekarang ini, semakin membuat saya cenderung labil. hingga umur saya yang sekarang ini, yang banyak orang sudah menjadi para orang tua, saya justru sedang mengalami masa pencarian jati diri yang ingin saya bentuk untuk pijakan saya pada hari-hari mendatang. berbagai variasi tuntutan peran yang harus saya kerjakan, semakin mendesak waktu saya. dimana kebiasaan saya senang memprediksi sesuatu. tuntutan untuk segera menikah, kesibukan dalam karir, rasa berbakti pada orang tua dan meraih banyak impian yang semakin membuat saya harus selektif dalam mempercepat pikiran saya dalam pengambilan keputusan. padahal dalam masa-masa sebelumnya, lebih cenderung mengandalkan kesenangan dan asas kemanfaatan pada diri sendiri. sedangkan pada saat sekarang ini, saya tidak bisa lagi melakukan hal tersebut. banyak hal yang pada sekarang ini, menjadi perihal untuk dikaji terlebih dahulu. perasaan orang lain, pemikiran kelayakan, akan menjadi pertimbangan yang cukup signifikan dalam alasannya membentuk korelasi dengan sikap diri yang ditunjukkan pada orang lain. rasa yang selama ini, hanya senantiasa perpusat pada diri, tidak bisa lagi menjadi sesuatu yang dapat diandalkan. kemampuan mengelola emosi lebih kembali pada rasa tanggung jawab dan mental pemberani untuk menghadapi hidup. dunia tidak akan pernah adil, selama kita sendiri tidak mencari keadilan itu. mau berjuang sampe entah kapan, jika jalan yang ditempuh salah, tetap saja, tidak akan pernah berhasil. mungkin perlu dicermati dengan kecerdasan dan ketangguhan diri untuk menghadapi segala ketidakpastian yang bakal terjadi. being grow up, girl. insya Alloh..

Kamis, 18 Maret 2010

living single

hidup di kota besar, benar-benar membuat warna-warni hidup yang sebelumnya tidak pernah saya alami menjadi semakin terasa. tidak seperti tahun-tahun awal ketika saya pertama datang ke kota ini. mungkin pada waktu itu, saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah kakak, menyebabkan pengetahuan saya tentang kota ini terbatas. karena setelah lulus kuliah, sepertinya belum membuat saya berani untuk pergi menjelajah lebih jauh tentang kota ini. saat sekarang, ketika saya tinggal sendirian di sebuah kamar kost yang penghuninya cukup bervariatif. membuat saya cukup tercengang dengan pola pikir masing-masing personelnya. begitulah, fenomena yang cukup unik, lagipula, manusia masih punya hak kebebasan menentukan pilihan hidupnya. banyak pemikiran dan mengetahui banyak hal, membuat saya semakin belajar tentang kerasnya hidup di sini. betapa banyak hal yang ditawarkan, menguji mental dan kokohnya prisip hidup mulai bisa mendapat pertanyaan yang semakin tidak masuk akal untuk menkaji ulang, "untuk apa saya hidup?" mengamati banyak hal yang sering menjadikan saya lebih berhati-hati dengan kondisi sekitar, sikap skeptis memang paling pantas diterapkan pada lingkungan sepertinya. mengamankan diri tentunya.. entah mengapa, kota ini begitu banyak memunculkan inspirasi bagi saya. mendiskripsikan hal-hal unik dari perilaku manusia, membuat saya menjadi lebih berusaha memanusiakan diri saya yang selama ini hanya menjadi seperti mesin yang membosankn. ketika menyentuh nurani dengan hal-hal dulu saya pelajari pada saat kuliah, betapa sangat menyenangkan sekali. gairah hidup yang sempat redup, seperti ingin dikaji sedemikian rupa. kenyataannya, sungguh terasa lebih membersihkan rangkaian unek-unek yang selama ini hanya menjadi wacana dalam pikiran. sarana detoksifikasi yang ampuh. kembali merenungi perjalanan hidup, bernostalgia dengan rasa yang telah lalu. ketika kembali bersama dengan orang-orang yang telah dikenal sebelumnya, setelah sekian lama bergaul dengan orang-orang asing dan baru, kini perasaan hangat berkumpul dengan hal yang telah lalu.

Selasa, 09 Maret 2010

railway, runaway



mendekatlah ketika sepi. pada saat lelah ku, membuat ku semakin rapuh dari yang biasanya. padahal ketika engkau bilang, "iya, cinta." cukup membuatku bisa merasakn hadirmu.. romantis mungkin bukan bagian dari sikapku yang angkuh. dengan mu, kelembutan itu mulai muncul dengan sendirinya. setidaknya aku jujur pada diriku sendiri. itu sudah prestasi loh. karena lebih sering membentengi dengan rasa egois dan angkuh ku. namun dengan mu, serasa tidak berarti lagi. tangis dan tawa ku, seperti nya engkau lebih paham. bahkan diluar bayanganku.. kamu bisa menduga, sebelum aku mengatakannya.. ketika kamu ucap, "selamanya, kita akan seperti rel. hanya akan berdampingan.. saling pandang, selalu beriringan, bahkan dalam liku nya jalan. namun tidak akan pernah menjadi satu" ya, begitulah.. tidak akan pernah bertemu, kecuali ketika ada persimpangan..sedangkan menyimpang adalah hal yang paling sulit dilakukan. ketika niat sudah lurus dijanjikan. sudahlah..

** gambar diambil dari background.wallpaper.com