Sabtu, 16 Mei 2009

kadang kebaikan itu perlu dipaksa

beberapa hari lalu, saya merasa sedih dengan ucapan seorang rekan kerja saya. Sebenarnya emang dia bukan berbicara langsung kepada saya, tapi tiba-tiba saya merasa cukup prihatin dengan ucapannya yang menyangkut tentang konsep tolong menolong. jika menurut saya, jika kita rajin menolong orang yang kesusahan tentunya akan ada balasan ketika kita mengalami kesusahan akan cepat ditolong orang. setidaknya saya berusaha tidak mengharap apapun ketika saya berhasil memudahkan orang lain dalam menjalankan kegiatannya. tapi alangkah senangnya hati saya ketika saya bisa menunjukkan pada diri saya sendiri, ternyata saya emang masih cerdas dalam mengerjakan sesuatu (narsis mode: on) Tapi sungguh, saya sedih ketika rekan kerja saya dalam memberikan bantuannya masih memilih-milih. betapa sangat ironis ketika dia sendiri membutuhkan bantuan dan tidak ada yang mau menolongnya. Untunglah selama ini karena rekan kerja saya sangat berkecukupan, cakap dalam mengerjakan tugasnya (tugasnya ngapain aja, saya juga tidak tau) tentunya dia tidak membutuhkan pertolongan. mungkin karena konsepnya berbeda dengan saya, maka dia tidak memperdulikan apakah ada pertolongan atau tidak. mungkin karena dia menganggap bahwa meringankan beban orang lain bukanlah hal yang penting, jadi yaa, dia tidak akan pernah melakukan hal sembarangan. semoga aja.. dalam kegiatannya, dia tidak menemukan kesulitan, semoga selalu dia selalu diberkahi kemudahan sehingga tidak perlu repot kebingungan mencari bantuan.

Tidak ada komentar: