Jumat, 27 Agustus 2010

Dare To Be Different

Sepertinya sepele untuk diucapkan. Kerena begitu terbentur dengan kondisi yang sesungguhnya, saya sendiri mengalami ketakutan yang luar biasa. Padahal masalah yang dihadapi juga sebenarnya mudah untuk dipecahkan. Ini hanya bermula dari ketidakberanian. Ketika saya mencoba untuk memahami orang lain, saya menjadi lebih takut bahwa saya tidak mampu menjadi bahagia. Karena selama ini, saya selalu terpusat dengan kebahagiaan saya sendiri. Keegoisan yang selama ini, menjadi benteng yang kukuh. Perlahan tapi pasti, harus saya ubah. Jika saya ingin berubah menjadi dewasa. Bagaimanapun, manusia tidak akan bisa hidup sendiri, minimal ada seorang teman sehingga hidup tidak menjadi kesepian. Yang paling pasti lagi, ada dalam ayat pada agama yang saya anut, Bahwa yang hidup, pastilah akan mati. weeww.. artinya, jika selama ini saya terlalu egois untuk hidup sendiri. Jika ini terjadi terus menerus, kelak saya akan merepotkan diri sendiri, jika mati. Siapa yang hendak mengubur saya. Benturan inilah yang kadang masih membuat saya takut untuk berani mengambil langkah apapun. Kadang, saya sering berpikir, ribet banget menyelenggarakan hal-hal yang selama ini selalu saya abaikn. lebih parah lagi, saya punya kecenderungan untuk malas menikah. Repot.. Sekalipun saya diimingi bahwa menikah itu enak sekali. Banyak rejeki lah. Bahwa menikah itu bagian dari ibadah lah. Saya pernah mengikuti seminar tentang pernikahan, beberapa kali. Pasangan juga sudah ada dan senang sekali mengajak saya menikah. Cuma greget saya, tidak ada sama sekali. Saya cenderung tidak peduli. Setiap kali saya melakukan kegiatan yang berkaitan dengan fisik, misalnya menyapu, mencuci dan sebagainya, saya selalu sempatkan untuk selalu berpikir, sebenarnya mau saya ini apa? masa cuma menunggu mati saja. It's so pathetic, girl. Sekarang, saya harus membiasakan diri untuk tidak hidup sendiri. Karena saya sudah melakukan langkah awal yang saya sadari kebodohannya. Bagi saya, jatuh cinta merupakan hal yang bodoh. Tapi tetap saja, saya jatuh cinta. sekarang, konsekuensi jatuh cinta ialah menjalani hari-hari untuk bisa mensejajarkan langkah dengan pasangan saya. Yang paling saya berat merasakannya adalah, menekan perasaan saya untuk tidak egois. Mencoba menerapkan hal-hal yang berbeda dengan hal-hal yang selama ini saya lakukan. Cukup berat sekali. Saya belum terbiasa untuk tidak egois.

Tidak ada komentar: