kadang tulisan mampu menjadi senjata ampuh menyalurkan pikiran. hal yang tidak wajar menjadi hal yang wajar bila diekpresikan dalam blog. pikiran tidak hanya menjadi pikiran saja, melainkan hal nyata yang bisa dinikmati dalam khasanah bacaan.
Senin, 14 November 2011
You don’t know what you’ve got, until it’s gone
Pada suatu ketika, saat tiba masanya, segala sesuatu harus kita jalani sendirian. Menapaki waktu tanpa teman dan orang-orang yang menyayangi kita. Ketika temaram malam, seakan selalu mengiringi langkah. Gelap, mengharap seberkas sinar bulan dapat menembus pekatnya malam. Berharap mampu menemukan jalan untuk pulang dalam kehampaan yang sangat. Mendengungkan dalam pikiran, bahwa semua akan baik-baik saja. Mengafirmasi diri sendiri, bahwa esok pasti mentari akan membagi sinarnya. Menumbuhkan bunga dan seisi alam semesta. Kelelahan dalam menekuni konsekuensi modernitas, kadang membuat semangat berusaha meredup. Jiwa yang terpanggang nafsu, membuatnya semakin lupa untuk menemukan oase mimpi yang mampu menebus dahaga pengetahuan yang selama ini mongering tertelah kepongahan rutinitas. Berdiri dalam masa yang jenuh dengan hal-hal yang absurd. Merindu sesuatu yang dulu pernah singgah di hati. Mengingat sesuatu indah yang entah telah berapa lama ditinggalkan. Hal-hal kecil yang dahulu terasa sangat biasa, ketika sekarang menjadi sesuatu yang paling dipuja untuk memenuhi kenangan. Berkah tersendiri ketika manusia memiliki memory yang luar biasa besar untuk mengingat kenangan indah. Kadang membuat sesuatu terkesan lebih bermakna. Beruntunglah ketika dahulu, menikmati segala hal dengan baik. Masa lalu yang begitu penuh warna sehingga ketika sekarang ketika hidup masing-masing, kenangan yang berwarna pula yang selalu akan tetap indah. Bersyukur ketika kelak mampu bercerita tentang hal-hal yang penuh warna itu pada generasi seterusnya. Mengisahkan hal-hal yang membuat mereka seharusnya menjadi tanda alarm ketika hendak melangkah kelak. Masalahnya hanya karena kita lahir lebih dulu, jadi ketika kita akan menjadi pencerita yang hebat juga, jika kita punya cerita hebat yang pernah kita tahu sebelumnya. hanya menggurui, cukup hanya menjadi pencerita, dan biarkan mereka yang akan mengambil kesimpulan. Kadang kesalahan kita sebagai orang tua, karena terlalu memandang remeh anak-anak muda tersebut sehingga seakan-akan kita lah yang benar. Padahal ini hanya masalah lebih dulu lahir. Mungkin hal-hal indah tersebut akan menjadi tetap indah ketika hanya berupa kenangan. Kadang reuni memang cukup mampu menepis romantisme masa sekarang. Mengulas senyum ketika kilasan gambar tentang kenakalan yang pernah dilakukan. Mungkin seharusnya memang begitu, memuaskan hasrat ketika masa muda masih bisa dijangkau. Dan selesai ketika tiba pada masanya usai. Titik dimana pada akhirnya kita harus membagi kesempatan untuk memikirkan diri sendiri dan konsentrasi pada hal-hal selain ego.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar